KETAPANG, MENITNEWS.id – Assisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Edy Radiansyah, membuka kegiatan rembuk stunting Kabupaten Ketapang, Kamis (24/3) di salah satu hotel di Kota Ketapang. Kegiatan ini bertujuan menghasilkan pemikiran dan rumusan untuk menurunkan angka stunting di Ketapang. Hingga tahun 2021, angka prevalensi stunting di Kabupaten Ketapang sebesar 23,6 persen.
Pada kesempatan itu, Edy mengatakan, stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat, termasuk di Kabupaten Ketapang. “Menurut riset hasil kesehatan dasar tahun 2018 persentase atau prevalensi balita yang mengalami stunting di Kalbar sebesar 33,3 persen dan Kabupaten Ketapang sebesar 42,68 persen,” katanya.
Dia melanjutkan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting mengalami penurunan. Di Kalimantan Barat turun menjadi 31,46 persen. Sedangkan di Kabupaten Ketapang turun menjadi 21,79 persen. “Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka prevalensi stunting di Kalimantan Barat turun menjadi 29,8 persen. Sedangkan di Kabupaten Ketapang menjadi 23,6 persen,” lanjutnya.
Edy menegaskan, target nasional di tahun 2024 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategi Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024, angka stunting bisa ditekan hingga di angka 14 persen.
Lebih lanjut Edy menjelaskan, berkaitan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan, Bupati dan Wakil Bupati Ketapang telah menyusun beberapa program. Di antaranya peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas tenaga kesehatan dan program lain yang menjadi standar pelayanan minimal di bidang kesehatan.
“Pemerintah Kabupaten Ketapang merasa perlu untuk penanganan stunting dalam kegiatan Panca Karya Ketapang Sehat bersama dengan program peningkatan balita gizi buruk. Hal ini guna menekan dan sedapat mungkin meminimalisir kasus stunting, sehingga derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Ketapang dapat lebih meningkat,” ujarnya.
Dia berharap agar rembuk stunting ini dapat menghasilkan pemikiran dan rumusan serta memperkuat komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan. Hal ini bertujuan dalam upaya intervensi, pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Ketapang. “Dengan demikian maka Kabupaten Ketapang yang bebas stunting akan tercapai,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah pihak. Di antaranya perwakilan BKKBN Kalbar, Forkopimda Ketapang, Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Kepala Bappeda Ketapang, camat, kepala desa, dan pihak terkait lainnya. (*)